Senin, 17 November 2014

Tragedy Of BBM

Wow, sedikit kata yang keluar kala barusan menyalakan tivi sehabis balik dari tempat teman semalam. ”Breaking news” dengan tampilan menawan sang anchor berita menayangkan tampilan “Our President” menyampaikan salah satu kebijakan menawannya yang katanya untuk menghemat anggaran dengan menaikkan harga BBM dari harga Rp.6500 menjadi Rp.8500.

Pada awal kebijakannya terasa sangat menghibur dengan slogan “salam dua jari”. Begitu riuh dukungan buat sang presiden yang katanya dari kalangan bisa dan memang begitu banyak malahan pendukungnya bersala dari rakyat “biasa”. Dan ini adalah gebrakan pertama dari pimpinan yang kalian pilih wahai rakyat “biasa”. Sebuah persembahan yang tidak biasa buat pendukungnya yang mayoritas menolak ini (“survey di tivi nasional”). Dari awalnya yang mengacungkan tangan buat salam dua jari, sekarang salam buat anda pak president “salam gigit jari”.

Ini kebijakan yang paling krusial, paling menyentuh dan paling mengganggu, karena semua bidang akan terkena imbasnya. Bayangkan saja buat saya sebagai mahasiswa, harus makin seret buat makan, f’copy, transport, hiburan... dengan anggaran yang tetap tanpa peningkatan. Jikalau hanya menaikkan harga BBM sebagai solusi atas bebergai ketimpangan yang terjadi selama ini, kenapa ini tidak dilakukan SBY??? Ini kebijakan praktis yang “tanpa mikir” susah-susah dan tanpa “aksi” susah-susah. Mungkinkah ini hasil kegiatan yang katanya “blusukan” menghampiri kesetiap satuan terkecil rakyat dan berkata “harga BBM saya naikin ya buk, ntar dikasih kartu”.

Ada beberapa peniaian sebagai orang awam ekonomi dan policy mengenai kebijakan ini :
  1. Kebijakan ini akan berdampak “sangat” signifikan terhadap saya sebagai mahasiswa.
  2.  Ini kali pertama selama hidup saya, seorang presiden yang baru dilantik membuat kebijakan yang “menyakiti” rakyat kecil dan itu sangat buruk.
  3. The President tidak melihat kenaikan BBM sebagai last option dalam penuntasan maslaah terkait, tapi melihatnya sebagai “easy way or shorcut” dalam pengambilan kebijakan.

Dan pagi ini langit mendung layaknya duka jutaan masyarakat yang antre tadi malam dan yang duduk meratapi bahwa hidup yang kian berat. Menyadari bahwa idola “mereka” dengan tatapan datar menyatakan bahwa BBM naik semalam dan itu bukan “mimpi” yang bakal hilang setelah terbangun dari tidur. Kita lihat apa yang akan dilakukannya lagi kelak oleh The President dalam metode “kartu” dan “blusukannya”. Menyambut datangnya mentari pagi ini, saya tulis sebuah kutipan bagus :


“ Orang – orang baik tumbang bukan karena banyaknya orang jahat, tapi karena orang-orang baik lainnya diam dan mendiamkan” – Anies B.

Senin, 10 November 2014

Untitled

      Sudah lama tidak menulis serasa jemari tak lagi bagus untuk menari-nari diatas tuts keyboard ini. Dan rasa kantuk yang tidak kunjung datang membuat jari mencoba menelisik ke tempat tua ini.
Kau tau kawan, belakangan hidup makin tak bisa diajak bercanda saja, semuanya makin butuh perencanaan dan susunan yang jelas agar kita tak lagi tertinggal dari kejaran busung lapar, kemiskinan, kesengsaran dan kekalahan pastinya.
      Sering terpikir jika itu semua hanya orientasi dunia, tapi tak dapat dipungkiri juga bahwa semuanya harus tetap diakomodir. Ke"duniawi"an, hedonis, cinta harta apalagi istilah yang ingin diberikan karena memang arahnya semua kesana. Terkadang aku berfikir betapa nikmatnya hidup dahulu layaknya seorang sufi. Mereka sangat dan sangat sederhana dan bersyukur atas setiap apa yang diperoleh dan dimilikinya. Faktanya memang penghuni "dunia" ini dulu tak sebanyak saat ini.
     Ketika mengendarai motor kadang saya malu sendiri melihat bapak tua dengan "tongkat" atau apapun itu bentuknya alat bantu berjalan, tertatih dengan lambat menyusuri jalan. Bandingkan dengan saya yang jauh lebih muda dan mengendarai motor, malu. Kadang pula saya temui ibu-ibu yang membawa anak bayinya untuk sekedar mengharapkan belas kasihan pengguna jalan raya, kasihan dan ironi.
      Layaknya perjalanan, semakin jauh berjalan semakin banyak juga yang akan kita lihat, tinggal bagaimana menyikapinya. Semakin lama kita hidup, semakin banyak juga ragam bentuk ujian, problema kehidupan yang akan kita lihat. Bersiap kawan, karena esok akan jauh lebih hebat dari hari ini.

Rabu, 03 Juli 2013

Surat Untuk Mantan #Share

Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan

Dalam kenangan
kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan

Inikah caramu menyakitiku?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apa dengan melihat tangisku
itu berarti bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka di hatiku
berarti kemenangan bagimu?

Siapa aku di matamu?
Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu

Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebasan?

Ajari aku caranya melupakan!
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan

Nyatanya derai air mataku
Hanya disebabkan olehmu

Ajari aku caranya melupakan
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata

Aku hanya ingin tertawa
Sehingga hati aku
mati rasa akan luka..

Pria dan Wanita Ketika Patah Hati #Share

Pada saat putus cinta, wanita cenderung menangis sepanjang hari dan mencurahkan perasaannya pada sahabatnya.Tapi dalam jangka waktu 2-3 minggu dia sudah dapat melupakan semuanya dan menjalani hari-hari seperti biasa.

Berbeda dengan laki-laki saat ia putus cinta, ia cenderung cuek dan seolah biasa saja. Tapi dibalik itu semua, laki-laki membutuhkan waktu yang lama untuk melupakan seseorang yang pernah menghiasi hidupnya...
Perbedaan cinta dan benci hanya tipis sekali, jangan pernah mempermainkan perasaan pasanganmu, saat kau ingin menyakitinya, ingatlah bahwa akan ada pria/wanita lain yang akan menghapus air matanya.. Dan itu lebih menyakitkan.

#Kamar Perenungan

Sabtu, 08 Juni 2013

Resonansi Jiwa II

1.    Banyak yang tidak bisa dijawab dengan ilmu | namun bisa diselesaikan oleh waktu

2.    Maka bersabar menghitung hari demi hari | adalah pelajaran demi meluruskan niat hati

3.    Menunggu itu proses aktif bukan pasif | jadikan diri pantas bukan jalan pintas

4.    Kini aku memahami mengapa Allah mengabulkan doa musafir | karena ia ratapan mengiba penuh asa yang terlantun jadi dzikir

5.    Aku pun memahami mengapa Allah beri bagi kesabaran | pahala tiada batasnya atas taatnya dalam penantian

6.    Demikian dalam rindu terdapat sakit menyengat | juga ada rasa berbunga yang elok lagi nikmat

7.    Mendengar tawa anak-anak itu menjadikan bahagia | dan mengingat senyum ibu mereka menguatkan jiwa

8.    Bila berdekatan bumbunya itu cemburu | bila berjauhan yang ada tinggal rindu

9.    Selalu ingatlah kepada Allah dan tenangkan hati | satu waktu dan sempat nanti semua pasti terganti

10. Hidup manusia penuh ketidakpastian | karenanya kita menghargai harapan

11. Hargailah pertemuan karena ada perpisahan | syukuri kerinduan karena ia tanda kasih sayang

12. Semua akan ada waktunya | pantaskan diri itu yang utama

Resonansi Jiwa I

1.    Aku hidup cukup lama untuk pahami umur bukan penanda bijaksana | ia hanyalah angka yang tunjukkan lama nafas yang dihela

2.    Bijak seseorang bukan tergantung berapa buku yang ia baca | tapi berapa banyak manusia yang sudah dia baca

3.    Aku jalani separuh bumi dan kutemui banyak wanita | karenanya kuberitahu cinta tidak dipilih hanya dengan mata

4.    Yang menarik bagi mata | belum tentu menyenangkan jiwa

5.    Tetapi dia yang menenteramkan jiwa | maka dialah pasti penenang mata

6.    Aku pun sudah cukup lama menikahi bundamu untuk meyakini | bahwa keyakinan wanita itu yang jadikan dia bernilai

7.    Bukan hanya paras yang buat selaras | tapi kelembutan yang buat ia pantas

8.    Carilah bagimu wanita yang menikmati maksiat | esok pasti kau temukan dia mengingkari nikmat

9.    Carilah bagimu wanita yang gemar harta gila belanja | esok mungkin pria lebih kaya lebih menarik baginya

10. Carilah bagimu wanita yang bangga mengumbar molek badan | esok akan engkau temukan bagi lelaki lain dia berdandan

11. Bukan wanita seperti itu yang engkau nanti | tidak! bukan karena itu bundamu berarti

12. Bundamu menarik karena uluran jilbabnya | bundamu menarik sebab ketundukannya

13. Lemah lembutnya melengkapi ketaatannya | santun tuturnya memikat masa depan bersamanya

14. Maka pilihlah bagimu wanita yang mendengarkan dan lagi patuh | tidak didapat semua itu kecuali wanita yang imannya utuh

15. Bila kelembutannya adalah utama maka kejujurannya jadi nyawa | maka dia dirindu bila ditinggal dan menyenangkan bila bersama

16. Dia yang mendengarkanmu saat engkau menasihati | bukan yang berbantah mencari alasan pembenaran diri

17. Aku takkan hidup lama untuk mencampuri urusan rumahmu | namun satu pesanku kepadamu bila menjalani hidup barumu

18. Bersabarlah | dia istrimu

19. Jaminkan sayangmu berdua pada Allah | tiada yang perlu dikhawatirkan setelah menikah

20.    Mengapa aku memilih bundamu katamu? | silahkan engkau beritahu abi sekarang? :D

Kenapa Indonesia Kalah Kreatif ????

Sebenarnya ini adalah ringkasan dari buku Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland yang berjudul : “Why Asians Are Less Creative Than Westerners”

1.    Bagi kebanyakan orang Indonesia, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, pengacara, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang untuk memiliki banyak kekayaan.

2.    Bagi orang Indonesia, banyaknya kekayaan yang dimiliki lebih dihargai daripada cara memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu.Tidak heran pula bila perilaku korupsi pun ditolerir/diterima sebagai sesuatu yang wajar.

3.    Bagi orang Indonesia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban”, bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT, dll, semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana,mahasiswa diharuskan hafal rumus-rumus ilmu pasti dan ilmu hitung lainnya,bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.

4.    Karena berbasis hafalan,murid-murid di sekolah di Indonesia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades,but master of none” (tahu sedikit-sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).

5.    Karena berbasis hafalan,banyak pelajar Indonesia bisa jadi juara dalam Olympiade Fisika dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Indonesia yang memenangkan Nobel atau hadiah internasional lainnya yang berbasis inovasi dan kreativitas.

6.    Orang Indonesia takut salah dan takut kalah. Akibatnya,sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.

7.    Bagi kebanyakan bangsa Indonesia,bertanya artinya bodoh! makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.

8.    Karena takut salah dan takut dianggap bodoh,di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir, peserta akan mengerumuni guru/narasumber untuk meminta penjelasan tambahan.

Dalam bukunya, Prof.Ng Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sebagai berikut:

1.    Hargai proses.Hargailah orang karena pengabdiannya,bukan karena kekayaannya. Percuma bangga naik haji atau membangun mesjid atau pesantren, tapi duitnya dari hasil korupsi.

2.    Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya.

3.    Jangan jejali murid dengan banyak hafalan! apalagi matematika,untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban untuk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar-benar dikuasainya.

4.    Biarkan anak memilih profesi berdasarkan passion (rasa cinta)-nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yang lebih cepat menghasilkan uang.

5.    Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. Ayo bertanya!

6.    Guru adalah fasilitator,bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau kita tidak tahu!

7.    Passion manusia adalah anugerah Tuhan. Sebagai orang tua,kita bertanggungjawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.